Blogroll

Rabu, 27 April 2016

INTERIOR DAN EXTERIOR GATEAWAY PROTOCOL

A. INTERIOR GATEAWAY PROTOCOL


    Interior Gateway Protocol (IGP) adalah sebuah protokol untuk bertukar informasi routing antara host dengan router dalam sebuah  jaringan otonom contohnya , dalam sistem jaringan area lokal sebuah perusahaan. dan kemudian, informasi routing dapat digunakan oleh Internet Protocol (IP) atau protokol jaringan lainnya untuk menentukan bagaimana transmisi rute berjalan. IGP digunakan untuk routing dalam satu domain routing, jaringan-jaringan tersebut berada dalam kontrol dari satu organisasi. Sistem otonom umumnya terdiri dari banyak jaringan individu seperti milik perusahaan, sekolah, dan lembaga lainnya. Interior gateaway protocol sendiri dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu, jarak vector routing protocol (distance vector) dan link state routing protocoll. contoh dari protocol IGP sendiri adalah, Open Shortest Path First (OSPF), Routing Information Protocol (RIP) dan Intermediate System.



B.  EXTERIOR GATEAWAY PROTOCOL


    Exterior Gateway Protocol (EGP) ialah sebuah protokol untuk bertukar informasi routing diantara dua host tetangga gerbang atau yang masing-masing dengan router sendiri dalam jaringan sistem otonom. EGP sendiri biasanya digunakan antara host di Internet untuk bertukar informasi tabel routing. Tabel routing yang berisi daftar router yang diketahui, alamat mereka dapat mencapai tujuan, dan metrik biaya yang terkait dengan path ke setiap router yang terbaik, sehingga dapat tersedia rute yang dipilih. Di sisi lain, EGP dirancang untuk digunakan antara sistem otonomi yang berbeda yang berada di bawah kontrol administrasi yang berbeda. Contoh protocol dari IGP sendiri adalah BGP, BGP adalah EGP satu-satunya saat ini dan merupakan protokol routing yang digunakan oleh Internet saat ini. BGP adalah protokol vektor jalan yang dapat menggunakan atribut yang berbeda untuk mengukur rute.

sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Interior_gateway_protocol
http://heri.staff.unisbank.ac.id/2012/04/06/igp-dan-egp-pengantar-protokol-routing-dinamis/



INTERNET OF THINK

     Ketika kita berbicara mengenai Internet Of Think (IOT), maka kita akan membicarakan mengenai sebuah perangkat yang kita hubungkan melalui internet, atau lebih jelasnya Internet Of Think (IOT) ialah sebuah konsep yang mengembangkan bagaimana nantinya seluruh benda-benda fisik yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari kita akan dihubungkan melalui internet dan benda-benda tersebut dapat mengidentifikasikan dirinya sendiri dengan perangkat lain. 

     Dengan IOT ini kita dapat dengan mudah mengontrol segala benda atau objek yang kita miliki hanya dengan smartphone yang kita miliki. Contohnya, ketika kulkas yang ada dirumah kita mengirimkan kita pesan karena mengalami kelebihan suhu dari yang seharusnya, melalui pesan yang kita terima dari kulkas tersebut kita dapat langsung mengatur suhu kulkas tersebut ke suhu normalnya tanpa harus kembali kerumah dan mengaturnya secara manual. Kita dapat langsung mengatur suhunya dengan menggunakan fitur yang ada di smartphone kita.IOT lebih dari perangkat pintar dan peralatan terhubung dengan objek yang ada dirumah, namun sudah mencapai skala sampai ke kota pintar  yang dapat mengatur sinyal lalu lintas terhubung dan memantau penggunaan lalulintas secara langsung, atau ada juga tempat sampah pintar yang memberi sinyal peringatan ketika mereka harus dikosongkan. Untuk masalah keamanan IOT sendiri sedang melakukan pembangunan keamanan dan privasi nya kedalam pembangunan IOT tahap awal.
sumber : https://www.theguardian.com/technology/2015/may/06/what-is-the-internet-of-things-google


Selasa, 19 April 2016

PENGHITUNGAN SUBNETTING

     Penghitungan subnetting dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara binary dan dengan cara khusus yang lebih cepat. Mengenai subnetting kita akan berbicara mengenai 4 hal sebagai berikut; Jumlah Set, Jumlah Host persubnet, Blok Subnet, dan Alamat Host Subnet.


1. Cara Penulisan IP Address
IP Address umumnya ditulis dengan 192.168.1.2. Namun ada pula yang dituliskan dengan 192.168.1.2/24, itu artinya bahwa IP address 192.168.1.2 sama dengan subnet mask 255.255.255.0, /24 diambil dari perhitungan (bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binary 1). dengan kata lain subnet mask nya adalah; 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0) dan konsep tersebut dikenal dengan CIDR.
Berikut ini adalah Subnet Mask yang dapat dilakukan untuk melakukan subnetting :
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30

A. Subnetting Pada IP Address Class C



kita akan melihat subnetting seperti apa yang terjadi dengan Network Address 192.168.1.0/26
Analisa : 
192.168.1.0 kelas C dengan subnet mask /26 yang artinya;
11111111.1111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192)
Perhitungan : 
untuk perhitungan kita akan berpusat kepada 4 hal yaitu, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid.
Kita akan mengurutkan penyelesaiannya seperti yang di atas :
a. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
b. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
c.   Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
d. Untuk alamat host dan Broadcast yang valid Kita akan langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.


Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255

B. Subnetting pada IP Address Class B
     
     Untuk subnetting IP Address Class B masing-masing akan dipecahkan menjadi dua blok kanan dan kiri yang di setiap bagian nya akan menggunakan teknik yang bebeda khususnya untuk oktet yang dimainkan berdasarkan blok subnet nya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama dengan subnetting class C hanya saja blok subnet kita masukkan langsung ke oktet ke tiga. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita mainkan di oktet ke empat. 
Kita akan coba dua soal untuk kedua konsep subnetting kelas B, kita akan mulai dari yang menggunakan subnet mask dengan CIDR /17 sampai /24.
Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000                   (255.255.192.0).
Penghitungan:
a. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
b. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
c. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
d. alamat host dan broadcast yang valid
Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
Host Terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16..255.255
Selanjutnya,  kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. 
Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
a. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
b. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
c. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
d. Alamat host dan broadcast yang valid
Subnet
172.16.0.0
172.16.0.128
172.16.1.0
172.16.255.128
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.0.129
172.16.1.1
172.16.255.129
Host Terakhir
172.16.0.126
172.16.0.254
172.16.1.126
172.16.255.254
Broadcast
172.16.0.127
172.16.0.255
172.16.1.127
172.16.255.255

sumber : http://romisatriawahono.net/2006/02/11/memahami-penghitungan-subnetting-dengan-mudah/

KONSEP SUBNETTING

KONSEP SUBNETTING

     Menurut Romi Satria Wahono, kita dapat menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal disekitar kita untuk menjelaskan mengenai apa itu subnetting. Berikut ini kita akan menggunakan analogi sebuah jalan, Jalan Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah dengan urutan nomor 01-08. Rumah no 08 adalah rumah ketua RT setempat yang bertugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah yang ada di jalan tersebut. 

     Untuk memecah kemacetan yang ada akibat jumlah rumah yang semakin banyak di lingkungan tersebut maka dibuatlah gang-gang baru dan rumah yang masuk ke area gang di berikan no rumah baru, mereka juga memiliki ketua RT di masing-masing gang nya. Konsep seperti itulah yang merupakan konsep subnetting. 
berikut ini adalah gambar dari gang tersebut:
     Selanjutnya, untuk mempermudah pengelolaan contohnya seperti pada sebuah kantor yang ingin membagi kerja nya menjadi 3 divisi, pada masing-masing divisi akan memiliki 15 komputer (host). Maka untuk mengoptimalkan kerja jaringan, karena jalurnya yang tidak terpusat pada satu Network besar, namun terbagi ke dalam gang-gang yang ada. Yang pertama adalah analogi Jl Gatot Subroto yang rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan  seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT nya diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.
Dan untuk selanjutnya kita terapkan kepada subnetting jaringan, GANG merupakan subnet dan masing-masing subnet memiliki Host Address dan Broadcast Address.

sumber : http://romisatriawahono.net/2006/02/10/memahami-konsep-subnetting-dengan-mudah/

Selasa, 12 April 2016

ALGORITMA DIJKSTRA

     Algoritma Dijkstra, (dinamai menurut penemunya, seorang ilmuwan komputer, Edsger Dijkstra), adalah sebuah algoritma rakus (greedy algorithm) yang dipakai dalam memecahkan permasalahan jarak terpendek (shortest path problem) untuk sebuah graf berarah (directed graph) dengan bobot-bobot sisi (edge weights) yang bernilai tak-negatif. Dalam pengertian lain  Algoritma Dijkstra adalah salah satu metode untuk memecahkan masalah pencarian rute terpendek. Algoritma ini biasanya diterapkan pada sebuah aplikasi pencari rute jalan yang terdekat dari suatu daerah ke daerah lainnya.





Untuk bisa menerapkan algoritma ini dibutuhkan beberapa data yang harus disiapkan, yaitu :

  1. Beberapa Titik/simpul/daerah, titik/simpul/daerah yang bisa dijangkau secara langsung, dan juga jarak antara mereka.
  2. Titik/simpul/daerah awal.
  3. Titik/simpul/daerah tujuan.
Jika dicontohkan dengan gambar grafik akan seperti ini :



      Titik A adalah titik awal dan titik F adalah titik tujuan. Kemudian kita akan mencari rute manakah yang harus dilewati dan memilik total jarak yang paling dekat. Untuk bisa mendapatkan rute itu, maka grafik diatas ditambahkan beberapa kotak untuk mengisi beberapa label. Seperti ini :





      Penjelasannya adalah : 





      Setelah itu ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu :

      1. Mengisi kotak label pada titik awal dengan label urutan 1 dan label jarak 0.
      2. Menetapkan label jarak sementara untuk semua titik yang dapat dihubungi langsung dari awal.
      3. Pilih titik dengan label jarak sementara terkecil dan menuliskan nilainya di label jarak, serta tambahkan label urutan-nya.
      4. Masukan label jarak sementara pada setiap titik yang belum memiliki label urutan dan label jarak dan dapat dihubungi langsung dari titik yang baru saja ditulis label jarak dan label urutan-nya. nilainya diisi dengan total dari label jarak dari titik sebelumnya dan jarak dari titik tersebut. Jika label jarak sementara di titik tersebut sudah memiliki nilai, maka harus diganti hanya jika nilai yang baru lebih kecil.
      5. Pilih titik dengan label jarak sementara terkecil dan menggunakan label jarak sementara-nya sebagai label jarak dari titik tersebut, serta tambahkan label urutan-nya.
      6. Ulangi langkah 4 dan 5 hingga titik tujuan memiliki label jarak dan label urutan.

      Maka pada langkah pertama adalah Mengisi kotak label pada titik awal dengan label urutan 1 dan label jarak 0.





      Kemudian mengisi label jarak sementara titik yang dapat dihubungi langsung dari titik A yakni titik BC, dan E.





      Maka yang terpilih adalah titik B karena memiliki label jarak sementara terkecil, dan mengisi nilai label jarak-nya sama dengan label jarak sementara serta memberikan label urutan-nya.





      Selanjutnya mengisi label jarak sementara titik yang belum memiliki label jarak dan dapat dihubungi langsung dari titik B yakni hanya titik C. Label jarak sementara titik C diisi dengan total jarak dari titik A sampai ke titik C yang melalui titik B, yakni 4 + 2 = 6. Namun sebelumnya nilai label jarak sementara-nya titik C sudah ada dan lebih kecil (5), jadi label jarak sementara-nya tidak diganti dan tetap bernilai 5.

      Langkah selanjutnya adalah memilih label jarak sementara terkecil. Karena titik E dan titik C memiliki label jarak sementara yang sama yakni 5, maka bisa memilih salah satu dari kedua titik tersebut. Misalkan titik C yang dipilih, maka berikan label jarak dan label urutan-nya.





      Kemudian titik yang dapat dihubungi secara langsung dari titik dan belum memilik label jarak adalah titik E dan D. Titik E => 5 + 1 = 6, lebih besar jika dibandingkan dengan nilai label jarak sementara yang dimiliki oleh titik sebelumnya (5), maka nilai 6 diabaikan dan tetap diisi 5. Titik D => 5 + 2 = 7, maka langsung saja label jarak sementara titik D diisi dengan 7.





      Selanjutnya titik E terpilih karena memiliki label jarak sementara terkecil. Berikan label jarak dan label urutan-nya.





      Dan titik F dan adalah titik yang dapat dihubungi secara langsung dari titik dan belum memilik label jarak. Titik F => 5 + 3 = 8 dan langsung diisikan kedalam label jarak sementara-nya. sedangkan titik D => 5 + 1 = 6 dan lebih kecil dari pada nilai sebelumnya yaitu 7, maka nilai label jarak sementara-nya diganti dengan 6.





      Maka titik D terpilih karena memiliki label jarak sementara terkecil. Berikan label jarak dan label urutan-nya.





      Titik F adalah titik terakhir yang dapat dihubungi secara langsung dari titik dan belum memilik label jarak serta merupakan titik tujuanTitik F => 6 + 1 = 7 dan lebih kecil dari pada nilai sebelumnya yaitu 8, maka nilai label jarak sementara-nya diganti dengan 7.





      Karena titik F adalah stu-satunya titik terakhir yang belum mempunyai label jarak dan label urutan. maka lansung saja berikan nilai label jarak dan label urutan-nya. Dengan begitu titik tujuan sudah memiliki label jarak dan label jarak sementara.






      Cara mengetahui rute yang harus dilewati ;


      • Untuk mengetahui rute manakah yang harus dilewati adalah dengan menelusuri kembali dari titik tujuan ke titik awal. tuliskan label jarak di samping setiap titik.





      • Titik mana sajakah yang dapat dihungi langsung dari titik F ?, Yakni titik dan D. maka, untuk menentukan titik manakah yang seharusnya dilewati adalah dengan cara mengurangkan label jarak titik dengan jaraknya ke titik tujuan serta label jarak titik tersebut. jika hasilnya kurang dari 0 maka titik tersebut tidak layak untuk dilewati, dan jika hasilnya lebih dari 0 serta lebih mendekati 0 maka titik tersebut yang seharusnya dilewati.

      Langkah pertama :





      Langkah kedua :





      Langkah ketiga :





      • Dengan begitu diketahui rute yang harus dilewati dan memiliki jarak terpendek dari titik A menuju titik F adalah A -> E -> D -> F




      sumber :
      See more at: http://achmad-asrori.blogspot.co.id/2013/01/algoritma-dijkstra.html#sthash.jMCEksFk.dpuf
      https://id.wikipedia.org/wiki/Algoritma_Dijkstra